Published
4 hari agoon
By
Redaksi Day
CenderawasihEkspres.Com, Waisai-Insiden dugaan keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Waisai,Raja Ampat berbuntut hingga di Ruang DPRK. DPRK telah menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang melibatkan semua pihak terkait, Selasa (2/12/2025).
Ketua DPRK Raja Ampat, Muhammad Taufik Sarasa menjelaskan, bahwa berdasarkan kesimpulan oleh DPRK setelah RDP bersama berbagai pihak terkait yang harus menjadi perhatian utama Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Raja Ampat adalah memastikan kepatuhan penyedia makanan (SPPG) terhadap standar keamanan pangan, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahannya hingga pendistribusian makanan.
Selain itu, harus melakukan evaluasi rutin, memberikan pelatihan, serta berkoordinasi dengan berbagai instansi seperti Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk mencegah insiden keamanan pangan yang merugikan penerima manfaat.
Dielaskannya, hasil evaluasi ini memuat beberapa poin penting, yakni terkait bahan makanan yang bukan hanya harus dipastikan kualitas dan mekanisme penyiapannya,akan tapi juga diharapkan menggunakan bahan makanan lokal Raja Ampat yang lebih segar dan sehat seperti ikan dan jenis makan bergizi lainnya.
Selanjutnya Taufik menuturkan bahwa jumlah dapur MBG perlu ditambah, agar selain jumlah penerima manfaat yang per Dapur mencapai 2.400 ini, dapat terakomodir dengan baik dan juga beban kerja tidak menekan proses penyiapan dan penyajian MBG.
Menurutnya, Standard Operation Procedure (SOP) mengenai durasi penyiapan MBG hingga sampai ditangan siswa-siswi disekolah yang terlalu lama sehingga ditenggarai menjadi pemicu utama makanan menjadi tidak segar dan tidak aman dikonsumsi sehingga mengakibatkan keracunan.
“Hal-hal ini harus menjadi perhatian BGN Raja Ampat agar dievaluasi secara menyeluruh, bukan saja Dapur 1 akan tetapi seluruh Dapur sehingga tidak lagi terjadi kelalaian luar biasa seperti ini yang tidak bisa dihindari, dimana kita sadari, ini bukan faktor kesengajaan,”ucap Taufik.
Taufik juga menilai bahwa, tingkat pengawasan Badan Gizi Nasional (BGN) Raja Ampat lemah. Hal ini kata dia, jika pengawasan diperketat maka tak akan terjadi adanya insiden keracunan ini.
“Iya, saya pikir pengawas dari BGN Raja Ampat sendiri lemah, jika pengawasan diperketat maka tidak mungkin terjadi hal seperti ini,” tegas Taufik Sarasa.
Pada sisi yang lain, Ketua DPRK menegaskan bahwa Satgas MBG Raja Ampat perlu memikirkan juga wilayah 3T, yakni wilayah Distrik untuk adanya Dapur MBG untuk mendorong Program Nasional ini.
Ketua DPRK juga memberikan penegasan khusus kepada pihak pengelola Dapur 1 MBG agar lebih berhati-hati dalam melaksanakan SOP, sehingga tidak menimbulkan insiden lagi di kemudian hari.
Ia juga meminta PGRI agar ikut mensosialisasikan SOP yang ada. Dikatakan, pihaknya berharap agar ketika makanan yang sudah didistribusikan di sekolah, tidak terlalu lama disimpan dan harus dibagikan kepada siswa selaku penerima manfaat.
” Sebab jika tidak segera dibagikan maka bisa mengakibatkan makan tersebut basih dan tidak segar lagi untuk dikonsumsi. Karena kondisi ompreng ini tertutup sehingga kalau menunggu 1-2 jam baru dikonsumsi maka makan itu bisa basih,” terangnya.